RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Bahan bakar minyak (BBM) langka di Papua. Akibat kelangkaan itu, menyebabkan harga jual naik hingga Rp50 ribu/liter.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai kelangkaan BBM di Papua itu menunjukan klaim pemerintah soal BBM satu harga di provinsi ujung timur Indonesia itu hanya lips service atau pemanis bibir.
"Nyatanya harga jual BBM di Papua saat ini sangat tinggi, beda jauh dengan di pulau lain," kata Mulyanto kepada media ini, Senin (8/11/2021).
Ditegaskan, pemerintah jangan cuma omong doang harga BBM satu harga. Faktanya harga jual BBM meroket di Papua.
"Pemerintah harus segera perintahkan Pertamina dan BPH Migas stabilkan pasokan BBM di Papua agar harga bisa terkendali. Jangan sampai kelangkaan ini berlarut sehingga mengganggu aktivitas ekonomi dan masyarakat di Papua. " ujar Mulyanto.
Mulyanto menambahkan, pemerintah, BPH Migas, dan pertamina harus serius menyelesaikan masalah ini dan segera menjelaskan kepada publik kenapa hal ini terjadi.
Mulyanto minta pemerintah transparan mengenai penyebab kelangkaan pasokan BBM di Papua. Apakah karena ulah mafia penimbun BBM atau memang karena kemampuan distribusi Pertamina yang lemah.
"Soal kelangkaan yang memicu harga menjadi tidak normal ini sudah sering terjadi. Bahkan keluhan masyarakat baik di Jawa maupun luar Jawa atas hilangnya Pertalite dari pasaran juga belum terselesaikan," katanya.
Pertamina dimintanya jangan sekedar mewacanakan kenaikan harga BBM, namun tidak menyelesaikan soal kelangkaan tersebut.
"Ini terkesan, pemerintah hanya sekedar mengambil solusi mudah yang ujung-ujungnya mengorbankan rakyat dengan harga BBM mahal," tegas Mulyanto.
Sebelumnya diberitakan bahwa sudah hampir sepekan harga BBM di Papua melejit hingga Rp50 ribu/liter. Selain harga yang tinggi pasokan BBM ke Papua juga diduga berkurang. Akibatnya di beberapa SPBU terjadi antrian panjang.